Sabtu, 12 November 2011

"Cap jari" rahasia dalam al-Quraan terungakap oleh sains



Orang yang pertama kali menemukan cap jari ini ialah Francis Galton ia dilahirkan di  Brimingham, England, pada Februari 1822, sepupu Charles Darwin yang terkenal dalam teori Evolusinya. Faris Galton hidup pada kurun 1822-1911, beliau berasal dari keturuan Kristen Quaker dibesarkan sebagai pengikut gereja Inggris. Galton banyak membuat kajian yang berkaitan dengan eugenic beliau sangat menggemarinya. Pertama-tama ia menyelidiki cap jari  yang diharapkan dapat membuktikan kewujudan asas baka keturuan. Beliau meciptakan kaedah mengelaskan cap jari kepda “lingkaran”, “lengkok” dan ”bundaran”. Kemudian beliau berhasil menemukan kaedah ini dengan tepat bahwa setiap manusia akan memiliki garis jari yang tidak sama sehingga kaedah ini di pakai pertama kalinya  di Scotland Yard. Melihat kaedah ini sangat berguna lalu ia dipakai meluas oleh terutama sekali agensi-agensi keamanan.

Dalam perdaban Yunani kuno untuk mendakan seseorang itu peranah melkukan krimina maka dipotong bagian tubuhnya atau di gunakan tatto untuk mengenalinya. Kemudian di Perancis digunakan ukuran tulang seseorang tersebut untuk menjadi penguruan dan mengenal individu tapi setelah disadari kaedah ini banyak mengalami kekurangan karna tidak bisa digeneralisasikan hanya utuk orang tertentu saja. Kemudian pada saat ini digunakan DNA untuk mengenali identitas seseorang itu namun disadari cara ini memiliki kekurangan karna orang yang kembar seiras akan memiliki DNA yang sama.  Oleh karan itu cara yang paling efektif untuk mengenal identitas seseorang ialah cap jari.

Setelah kajian demi kajian sains dilakukan dari zamannya Galton hingga saat ini maka terbuktilah bahwa cap jari tidak ada yang  sma walaupun terhadap anak yang kembar seiras. Ditemukan pula bahwa gesran, bentuk cap jari itu tidak akan berubah seiring bertambah usia seseorang. Menurut fakar  dalam bidang ini cap jari embrio sepenuhnya terbentuk menjelang umur bayi 4 atau 5 bulan dan akan kekal sepanjang hayat.

Pejelasan Al-Quraan mengenai cap jari
Didalam surah al-Qiamah dijelsakan Allah sebagai berikut:
“Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya. Bukan demikian sebenarnya Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemari dengan sempurna”. (Al-Qiamah: 3,4).
Menurut Ibnu Kastir perkataan banan (lihat al-Quran ayat 4) bermaksud hujung jari atau perut jari. Kemudan dikatakan pula bahwa Allah mampu berbuat menyusun (banan) semuanya sama ukurannya. Walaupun ia mengalami perbedaan. Jangankan itu termasuk tulang belulangpun mampu di susun sempurnah kembali.
Kemudian ayat yang keempat ini setelah diteliti dan dianalisa maka ada kena-mengenanya dengan cap jari manusia meskipun tidak disebut secara langsung. Dan itu tugas manusia tersebut untuk meneliti dan mencarinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar