Sabtu, 12 November 2011

Nama-nama istilah aliran filsafat



Pengeritan Aliran filsafat: Epistemologi, Empirisme, Rasionalisme, Positivisme, Intuisionisme, Iluminasionisme, Logika, esensi, Aksidensi, Abstraksi.

Epistemologi, membicarakan anatara lain hakikat pengetahuan, iaitu apakah apakah pengetahuan itu sesungguhnya. Juga membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Tatkala manusia lahir ia tidak memiliki ilmu pengetahuan sedikitpun ketika sudah dewasa memiliki pengetahuan banyak sekali. Runes dalam kamusnya (1971) menjelaskan  bahua epistemomologi is the branch of philosophy which investigates the origin, structure, methods and validity of knowledge.
 
Empirisme, kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos yang berasal dari kata empeiria, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuannya melalui pengalamannya. Bila dirujuk kemabali kepada kata asalnya, pegalaman yang dimaksuda ialah pengalaman inderawi.  Manusia tahu gula manis karna ia pernah merasakannya. Menurut aliran ini pertama-tama manusaia itu kosong dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong itu, lalu ia memiliki pengetahuan, sesuatu yang tiak dapat diamati dengan panca indera bukan dinamakan pengetahuan jadi aliran ini menyatkan pengelaman indera itulah sumber pengetahuan yang sebenar.

Rasionalisme, aliran ini menyatkan bahua akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Manusia, menurut aliran ini, memperoleh pengetahuan melalui  kegiatan akal mengakap objek. Tokoh alira ini Rene Descartes. Aliran Rasionalisme tidak mengingkari peranan indera dalam memperoleh pengetahuan tetapi ia haya sebatas perangsang akal dan memberikan bahan-bahan  yang menyebabkan akal dapat bekerja. Akan tetapi, untuk sampai kepada kebenaran adalah semata-mata dengan akal. Laporan indera menurut rasionalisme merupakan bahan yang belum jelas, kacau. Bahan ini kemudian dipertimbangkan oleh akal dalam pengalaman berpikir. Akal mengatur bahan itu sehingga dapatlah terbentuk pengetahuan yang benar. Jadi akal bekerja karna ada bahan idera, akal juga dapat menghasilkan pengetahuan tanpa bahan inderawi.

Positivisme, tokoh aliran ini August Compete (1798-1857) aliran ini menyatakan bahwa indera itu amat penting dalam pemperoleh pengetahuan, akan tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Kekeliruan indera dapat dikoreksi melalui eksperimen. Eksperimen memerlukan ukuran-ukuran yang jelas dan sistematik. Panas diukur dengan derajat panas, jauh diukur dengan meteran, berat dengan kiloan dan sebagainya. Jadi pada dasarnya aliran positivism bukanlah aliran yang khas berdiri sendiri ia hanya menyempurnakan aliran empirisme dan rasionalisme yang bekerja sama.

Intuisionisme, Hendri Bergson adalah tokoh aliran ini. Ia menganggap tidak hanya indera yang terbatas, akalpun terbatas. Objek-objek yang kita tangkap itu adalah objek yang selalu berubah, jadi menrut aliran ini pengetahuan kita tentanya juga tidak pernah tetap. Akal juga terbatas, akal hanya dapat memahami suatu objek bila ia mengonsentrasikan dirinya pada objek tersebut, jadi dalam hal ini manusia tidak mengetahui keseluruhan (unique), tidak juga dapat memahami sifat-sifat yang tetap pada objek, akal hanya mampu memahami bahagian tertentu pada objek kemudian bahagian-bahagian itu digabungkan oleh akal, sehingga terbentuk pengetahuan yang utuh.

Iluminasionisme, aliran ini berkembang di kalangan tokoh-tokoh agma di dalam Islam disebut teori Ksyf, teori ini menyatkan bahua manusia yang hatinya telah bersih, telah “siap”, sanggup menerima pengetahuan tuhan. Kemampuan menerima pengetahuan secara langsung itu dengan cara latihan, dalam Islam disebut suluk. Secara umumnya teori ini lebih banyak diajarkan dalam tashawwuf.

Logika,  salah satu cabang filsafat yang telah dikembangkan Aristotel. Logika membicarakan norma-norma berpikir benar agar diperolehi dan terbentuk pengetahuan yang benar. Ada dua macam bentuk logika iaitu formal dan material.
1.      Logika formal,  yang bisa disebut dengan nama logika saja, ialah logika yang memberikan norma berpikir benar dari segi bentuk (form)  berpikir.  Logika formal merupakan logika bentuk. Dalam logika dikenal perbedaan antara kesimpulan yang tepat  dan kesimpulan yang benar. Kesimpulan yang tepat diperolehi  bila bentuk  berpikirnya benar (material form).
2.      Logika material,  yang meneliti isi kesimpulan itu benar atau salah maka ia disesuaikan isi kesimpulan itu disesuaikan dengan objeknya.

Esensi, ciri yang menunjukkan bahua ia adalah ia sendiri, cirri yang menunjukkan ke-“adaan”-nya suatu zat. Ia boleh dikatakan juga ciri yang tidak boleh tidak  

ada pada objek itu, bila ensensi hilang maka benda itu bukan menunjukkan benda itu lagi.
Aksidensi, ciri pelengkap pada zat yang lebih mengkhususkan objek itu dari objek-objek lain sehingga ia dapat dibedakan.

Abstraksi, ialah sesuatu yang tidak wujud dan tidak dapat dibuktikan melalu penginderaan tetapi ia dapat di yakini adanya hanya melalui mata batin. Contohnya kita membuat gambaran dalam jiwa kita tentang bentuk sesorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar